Recents in Beach

September Edition - FITOREMEDIASI: Solusi Potensial Remidiasi Tanah Tercemar

 

Tanah Tercemar

(Sumber: Bustomi, 2020)

Dewasa ini, banyak kegiatan manusia yang dapat menimbulkan limbah, baik limbah domestik, limbah industri, maupun limbah pertanian. Masuknya bahan kimia yang dibuat oleh manusia ke dalam tanah yang masih alami dan dapat merubah lingkungan tanah alami disebut pencemaran tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah akan membuat bahan kimia terendap di dalam tanah dan dapat menimbulkan beberapa dampak negatif seperti membahayakan makhluk hidup yang ada di dalam atau permukaan tanah, merusak struktur dan tekstur tanah, merusak kualitas air, dan sulitnya tanaman untuk tumbuh. Oleh karena krusialnya fungsi tanah, maka penting untuk dilakukan remediasi.  

Remediasi dengan tanaman (Fitoremediasi)

(Sumber: Sanjaya, 2011)

Remediasi adalah upaya untuk membersihkan permukaan tanah yang telah tercemar (Muslimah, 2015). Salah satu metode yang sering digunakan untuk memperbaiki tanah yang tercemar adalah fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan segala sesuatu yang meliputi penggunaan tanaman guna memperbaiki kerusakan tanah (Chaney et al., 2010).

Mekanisme fitoremediasi

(Sumber: Tangahu et al., 2011)

Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk fitoremediasi menurut Handayanto et al., (2017), yaitu:

  1. Fitoekstraksi

Merupakan proses tumbuhan menyerap zat pencemar dari tanah dan terakumulasi di sekitar perakaran. Fitoekstraksi mengacu pada penyerapan dan translokasi unsur logam pencemar tanah oleh tanaman yang dapat menyerap unsur logam dalam jumlah besar yang disebut hiperakumulator.

  1. Fitofiltrasi (rhizofiltrasi)

Adalah penggunaan akar tanaman untuk menyerap bahan pencemar, terutama logam dari tanah. Pada teknik ini, bahan pencemar akan diserap ke dalam akar tanaman. Sebelum digunakan sebagai fitoremediasi, tanaman akan diaklimatisasi terlebih dahulu agar sesuai dengan kondisi lingkungan yang tercemar.

  1. Fitostabilitasi

Disebut juga fitomobilisasi, yaitu penggunaan tanaman untuk membatasi mobilitas dan akumulasi bahan pencemar di lingkungan, sehingga mencegah bahan pencemar masuk ke dalam tanah atau ke dalam rantai makanan. Pada fitostabilitasi, tanaman akan mengeluarkan enzim redoks khusus untuk mengkonversi logam berbahaya menjadi bentuk yang relatif kurang beracun sehingga mengurangi kemungkinan tanaman rusak akibat cekaman logam.

  1. Fitovolatilisasi

Tumbuhan akan menyerap zat beracun dan mengkonversi dan melepaskan zat yang sudah tidak relatif beracun ke atmosfer melalui penguapan dari daun. Akan tetapi, teknik ini tidak sepenuhnya tepat untuk menghilangkan zat pencemar karena suatu saat zat pencemar yang dilepaskan ke atmosfer dapat kembali lagi ke tanah.

  1. Fitodegradasi

Tumbuhan mendegradasi bahan pencemar organik dengan bantuan enzim dehalogenase dan oksigenase, tetapi tidak bergantung pada mikroorganisme rhizosfer. Tumbuhan akan mengakumulasi xenobiotik organik dari lingkungan tercemar dan mendetoksifikasi melalui metabolisme tanaman. Fitodegradasi hanya dapat menghilangkan zat pencemar organik karena logam berat tidak bisa didegradasi secara biologi.

Mekanisme rizofiltrasi, fitotransformasi dan

fitovolatilisasi tanaman dalam menyerap polutan

(Sumber: Aken et al., 2010)

Jenis Tanaman Fitoremediasi

(Sumber: Pratama, 2018)

Tanaman yang banyak digunakan untuk keperluan fitoremediasi merupakan tanaman hiperakumulator. Menurut (Rondonuwu, 2014) beberapa tanaman yang dapat digunakan untuk keperluan fitoremediasi adalah:

-          Thlaspi calaminare untuk seng (Zn)

-          Thlaspi caerulescens untuk kadmium (Cd)

-          Aeolanthus biformifolius untuk tembaga (Cu)

-           Phylanthus serpentines untuk nikel (Ni)

-          Haumaniastrum robertii untuk kobalt (Co)

-          Astragalus racemosus untuk selesium (Se)

-          Alyxia rubricaulis untuk mangan (Mn)

Penerapan fitoremediasi

(Sumber: kumala92.wordpress, 2013)

Metode fitoremediasi mempunyai beberapa keunggulan. Menurut Muslimah (2015), kelebihan dari remediasi menggunakan tanaman atau fitoremediasi adalah:

-          Biaya operasional lebih murah

-          Tanaman dapat digunakan sebagai bahan bakar

-          Pencemaran dalam tanah berkurang secara alamiah

-          Perbaikan tanah karena aktivitas akar

-          Tanah kembali subur

-          Tanaman hiperakumulator tidak perlu nutrisi tinggi dan mudah beradaptasi

Sedangkan menurut Herlambang & Surati (2018) kelebihan fitoremediasi lainnya adalah:

-          Mencegah migrasi pencemar

-          Penyedia karbon organik sehingga baik bagi mikroba yang juga membantu remediasi

-          Penyedia oksigen bagi mikroba

-          Mencegah erosi dan penguapan bahan pencemar

 

 Sumber Referensi:

Aken, B. V., P. A. Correa., and J. L. Schnoor. 2010. Phytoremediation of polychlorinated biphenyls: New Trends and Promises. Environmental Science & Technology 44 (8): 2767–2776.

Bustomi, M. I. 2020. Pencemaran Tanah: Dampak dan Solusi. https://amp.kompas.com/. Diakses tanggal 17 September 2021.

Chaney, R. L., C. L. Broadhurst., and T. Centofanti. 2010. Trace elements in soil. John Wiley & Sons Publisher. Chichester.

Handayanto, E., Y. Nuraini, N. Muddarisna, N. Syam, dan A. Fiqri. 2017. Fitoremediasi dan Phytomining Logam Berat Pencemar Tanah. UB Press, Malang.

Herlambang, A. dan T. Suryati. 2018. Teknologi fitoremediasi untuk pemulihan lahan tercemar minyak. Prosiding Seminar Nasional dan Konsultasi Teknologi Lingkungan : 115-124.

Kumala92.wordpress. 2013. Fitoremediasi. https://kumala92.wordpress.com/fitoremediasi/. Diakses 17 September 2021.

Muslimah. 2015. Dampak pencemaran tanah dan langkah pencegahan. Agrisamudra: Jurnal Penelitian. 2(1): 11-20.

Pratama, R. P. 2018. Fitoremediasi. https://www.gesi.co.id/fitoremediasi/. Diakses tanggal 17 September 2021.

Rondonuwu, S. B. 2014. Fitoremediasi limbah merkuri menggunakan tanaman dan sistem reaktor. Jurnal Ilmiah Sains 14 (1): 52-59.

Sanjaya, A. A. 2011. Fitoremediasi (Phytoremediation). http://alitadisanjaya.blogspot.com. Diakses pada 17 September 2021.

Tangahu, B. V., S. Abdullah., S. R. Basri., H. Idris., M. Anuar., dan Mukhlisin. 2011. A review on heavy metals (As, Pb, and Hg) uptake by plants through phytoremediation. International Journal of Chemical Engineering: 1–31.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar