Recents in Beach

May Edition - Soil Parent Material

 

BAHAN INDUK TANAH

Bahan induk merupakan bahan asal pembentuk tanah. Sebagian sifat-sifat tanah akan ditentukan oleh sifat-sifat bahan induk asalnya. Tanah yang baru terbentuk, memiliki sifat yang dekat dengan sifat bahan induknya. Sebaliknya, pada tanah yang telah berkembang lanjut, sifat-sifat bahan induk masih dapat dilihat. Asal bahan induk utama tanah adalah batuan. Selain itu terdapat bahan induk organik yang akan membentuk tanah gambut. Karakteristik utama batuan yang mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah sifat fisik batuan (struktur dan tekstur batuan) dan sifat kimia batuan (komposisi kimia dan mineral batuan). Batuan yang kompak atau keras (seperti batuan beku) akan melapuk lebih lambat dari batuan yang lepas-lepas  atau lunak (seperti batuan sedimen). Batuan yang bersifat masam umumnya akan mengalami pelapukan dan perkembangan yang lebih cepat dari batuan yang bersifat basa.

Bahan induk tanah terutama berasal dari batuan dan sering disebut batuan induk (dalam profil tanah diberi simbol R = rock).  Bahan induk lain dapat berasal dari bahan mineral yang bersifat tidak padu dan bahan induk organik. Batuan merupakan suatu padatan masif tersusun dari satu atau beberapa mineral. Secara umum batuan dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu batuan beku, batuan endapan (sedimen), dan batuan metamorf (metamorfosa).

1.             Batuan Beku

Batuan beku berasal dari pembekuan cairan magma. Diperkirakan batuan beku menyusun 95% dari kerak bumi. Ciri penting dari batuan beku adalah tekstur dan komposisinya. Tekstur batuan beku ditentukan oleh kecepatan pendinginan magma cair sebagai bahan asalnya. Pendinginan yang lambat, jauh di dalam bumi, menghasilkan ukuran kristal yang kasar tekstur yang juga kasar sehingga kasatmata.  Sebaliknya, pendinginan yang sangat cepat, misalnya pada aliran lava, menghasilkan tekstur yang halus. Jenis batuan beku ditentukan oleh banyaknya kandungan unsur Si, Al, Fe, Ca, Na, K dan Mg.  Jika banyak mengandung unsur Fe, Mg, Ca, dan Si, batuan beku yang terbentuk adalah gabro dan peridotit.  Jika banyak mengandung Si, Al, K dan Na, batuan beku yang terbentuk adalah granit. Batuan beku dikategorikan sebagai batuan masam atau basa berdasarkan kandungan SiO2. Semakin tinggi kandungan SiO2 semakin masam batuan tersebut.

Batuan masam banyak mengandung K, Na dan Al, dan berwarna pucat, contohnya granit.  Sebaliknya batuan basa banyak mengandung Fe, Ca dan Mg, dan berwarna kelam, contohnya gabro, diabas dan basalt. Batuan basa lebih  mudah melapuk dari batuan masam.

2.             Batuan Sedimen

Batuan ini terbentuk dari bahan mineral yang di transportasi dan diendapkan oleh air, angin atau es di berbagai permukaan bumi, selanjutnya mengalami pemadatan dan pengerasan.  Batuan endapan hanya menyusun sekitar 5% kerak bumi, tetapi menutupi sekitar 75% permukaan daratan bumi.  Dalam hal ini, batuan beku menutupi atau berada di atas batuan beku dan batuan metamorfosa. Lingkungan di mana bahan yang di transportasi oleh air, angin atau es dapat berupa lingkungan daratan, lautan, dan peralihan keduanya. Berikut secara lengkap lingkungan tempat pengendapan bahan.

Terdapat berbagai cara untuk mengelompokkan batuan endapan. Jenis batuan endapan dapat dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan wujud bahan yang diendapkan, yaitu:

a. endapan klastik;

b. endapan kimia;

c. endapan organik; dan

d. endapan piroklastik.

Batuan endapan klastik berasal dari partikel-partikel padatan yang terangkut dan terendapkan, kemudian mengeras.  Atas dasar ukuran partikel penyusunnya, maka batuan endapan klastik dibedakan menjadi konglomerat (partikel penyusun paling kasar), batu pasir (sandstone), batu debu, shale, dan batu liat (partikel penyusun paling halus).  Batuan endapan kimia berasal dari bahan yang agak terlarut sampai sangat terlarut dalam air, mengalami presipitasi, lalu mengeras.  Contoh utama dari kelompok ini adalah berbagai batuan kalsium karbonat (kalsit), magnesium karbonat, dolomit, batu silika (chert dan flint), batu besi (hematit dan siderit), dan berbagai garam klorida dan sulfat dari Na, K dan Mg. Berbagai batuan karbonat, terutama kalsit disebut sebagai batu kapur (limestone). Endapan organik tersusun dari bahanbahan yang berasal dari jaringan jasad hidup.  Batuan endapan organik dapat berupa batuan endapan organik berkapur (shell-sand, coral reef), batuan endapan organik bersilikat (diatomae, jasper, chert), dan batuan endapan organik berkarbon (batu bara). Endapan piroklastik berasal dari abu volkanik, contohnya gelas volkan.

3.             Batuan Metamorf

Batuan ini berasal dari batuan beku atau sedimen yang mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Oleh karena suhu dan tekanan yang tinggi ini, kristal penyusun batuan tersebut mengalami rekristalisasi sehingga terbentuk batuan baru.  Berbagai kondisi lingkungan juga mempengaruhi pembentukan batuan metamorf, di samping perbedaan tekanan dan suhu. Namun demikian, batuan metamorf dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. batuan metamorf berlembar (foliated); dan

b. batuan metamorf tidak berlembar.

Struktur berlembar (foliated) terjadi akibat rekristalisasi dipengaruhi oleh tekanan-tekanan yang berbeda. Batuan metamorf berlembar kasar disebut gneis, contohnya granit gneis. Batuan metamorf yang berlembar sedang sampai halus disebut skis, contohnya mika skis. Batuan metamorf yang berlembar sangat halus disebut filit, contohnya kuarsa filit. Terdapat juga batuan metamorf yang tidak berlembar. Batuan metamorf tidak berlembar dibedakan dan diberi nama atas dasar bahan penyusun utamanya. Contoh batuan metamorf tidak berlembar adalah amfibolit (banyak mengandung hornblende dan plagioklas), kuarsit (berasal dari kuarsa), dan marmer (banyak mengandung kalsit atau dolomit).  Batuan metamorf tidak berlembar ada yang mempunyai struktur berbutir, dan disebut granulit.

4.             Bahan Induk Lain

Selain ketiga jenis batuan tadi terdapat juga abu volkanik dan bahan organik, sebagai bahan pembentuk tanah. Abu volkan kadang digolongkan juga sebagai batuan endapan piroklastik.  Begitu juga bahan organik sebagai bahan induk tanah kadang digolongkan sebagai batuan endapan organik.  Dikarenakan kondisi fisiknya yang tidak padu atau masif, kedua bahan induk ini lebih sering tidak digolongkan sebagai batuan.  Abu volkan adalah bahan letusan volkan yang disemburkan ke udara dengan ukuran relatif halus. Contoh batuan yang terbentuk adalah batu apung. Bahan induk organik terbentuk di daerah yang memungkinkan terjadinya laju akumulasi bahan organik mati lebih cepat daripada laju dekomposisinya.  Hal itu dapat terjadi di daerah: (1) dataran rendah, daerah depresi, sekitar pantai, daerah pasang surut, atau (2) daerah pegunungan tinggi dengan aktivitas mikroba terhambat. Bahan induk organik menghasilkan tanah organik atau tanah gambut.  Secara mendasar, pembentukan tanah organik atau tanah gambut di Indonesia terbentuk dikarenakan akumulasi bahan organik dalam kondisi jenuh air atau tergenang.

Parent material:

• is crucial for our understanding of processes in the landscape

• is one important factor of soil formation

• influences soil properties

• is important for soil prediction

 

Sumber :

Jenny, H. (1941). Factors of Soil Formation. New York: McGraw-Hill.

Erickson, Jon. 2001. Rock Formations and Unusual Geologic Structures : Exploring the Earth Surface, Revised Edition. Facts On File, United States of America.

Posting Komentar

0 Komentar