UJI
KHEMIKALIA LAPANGAN DAN LABORATORIUM
Hidrogen peroksida pekat (H2O2) digunakan untuk menduga adanya pirit atau bahan sulfidik dari tanah-tanah di daerah rawa yang sering mengalami pasang surut, atau bahan organik (H2O2 10%) atau kandungan MnO2 (H2O2 3%) dari intensitas buihnya. Bahan kimia ini bersifat korosif dan berbahaya.(Sukarman et al., 2017).
alpha-alpha dypiridyl digunakan untuk menduga adanya sifat aquic atau redox. Pemberian alpha-alpha dypiridyl 0,2 % (berat/volume) dalam 10% (V/V) larutan asam asetat dengan cara diteteskan pada tubuh tanah dari sampel tanah dan tanah menjadi berwarna oranye untuk memastikan adanya warna merah yang diakibatkan adanya kondisi reaksi redoks.(Sukarman et al., 2017).
Natrium Fluorida (NaF) untuk mengetahui adanya mineral alofan dalam bahan tanah yang bersifat andik. Larutan NaF bereaksi dengan bahan mineral tanah yang amorf (tidak berbentuk kristal) menghasilkan ion hidroksida (OH-). Semakin banyak bahan amorf dalam tanah, maka akan lebih banyak pula OH- yang dihasilkan sehingga akan mengikat pH tanah (Eviati dan Sulaeman, 2009). NaF 1 M akan memberikan warna ungu jika bereaksi dengan tanah yang mengandung banyak bahan amorf (pH ≥ 9,5 jika memberikan indikasi kuat dominasi amorf pada kompleks pertukaran tanah) dengan perbandingan tanah dan larutan adalah 1:50 (Sukarman et al., 2017).
Asam khlorida (HCl) digunakan untuk uji adanya bahan kapur dan menduga kadar relatifnya dari intensitas buih dengan cara memberikan beberapa tetes pada permukaan bagian tanah yang akan diamati (Sukarman et al., 2017).
Aquades untuk membasahi massa tanah guna penetapan tekstur, konsistensi dan penetapan pH aktual dalam keadaan lembab serta basah. Selain itu, aquades digunakan untuk melembabkan profil tanah jika terlalu kering (Sukarman et al., 2017).
Kalium dikromat merupakan suatu unsur yang dalam padatan berwarna
jingga. Kalium dikromat adalah oksidator kuat yang digunakan dalam pengujian
C-Organik berguna untuk mengikat rantai C yang terkandung dalam C-Organik tanah
(Sari dan Zainul, 2018). Karbon sebagai senyawa organik yang akan mereduksi Cr6+
yang berwarna jingga menjadi Cr3+ yang berwarna hijau dalam suasana
asam. Intensitas warna hijau yang terbentuk setara dengan kadar karbon dan dapat
diukur dengan spektrofotometer pada Panjang gelombang 561 nm (Eviati dan
Sulaeman, 2009).
Besi (II) sulfat atau fero sulfat (Fe2SO4). Ferro sulfat juga disebut dengan belerang hijau, copperas, atau melanterite suatu mineral yang terbentuk dari pyrite. Senyawa ini digunakan sebagai penggunaan dari metode titrasi dan alasan digunakannya karena adanya reaksi redoks yaitu dikromatometri dalam menemukan C-Organik (Prasadja et al., 2016).
Uji khemikalia merupakan langkah awal yang dilakukan seorang ahli tanah
dalam melakukan analisis kimia tanah. Apa saja yaa yang dapat kita uji, kita
akan melakukan pengujian secara langsung di lapangan dan juga sebagian mimin
kasih tahu khemikalia di laboratorium juga Ya. Ada berbagai macam yang diuji
diantaranya adalah menguji reaksi tanah, muatan tanah, bahan organik dan
pengujian kapur setara.
Bigham, J. M., & Nordstrom, D. K. 2000. Iron and
Aluminum Hydroxysulfates from Acid Sulfate Waters. Reviews in Mineralogy and
Geochemistry, 40(1) : 351–403.
Eviati & Sulaeman. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman,
Air dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor. Jawa Barat.
Prasadja, M. E., Sunardi., &
Sutrisno. 2016. Technopreneur Ferro Sulfat dari Scrap Besi Bengkel Bubut
bagi Siswa SMK, 2(5) : 109-118.
Sari, M., & Zainul, R. 2018. Spektroskopi
dan Transpor K2Cr2O7. Chemistry
Education. FMIPA Universitas Negeri Padang. Indonesia.
Sukarman., S. Ritung., M. Anda,
dan E. Suryani. 2017. Pedoman Pengamatan Tanah di Lapangan. IAARD Press,
Jakarta
0 Komentar