Gambar 1.
Irigasi Tetes
Sumber: Sarah, (2022)
Iklim mikro merupakan variabel
lingkungan berupa suhu, radiasi matahari, kelembapan, dan angin yang berada di
sekitar tanaman (Jones, 1985). Iklim mikro berada dalam jangkauan ± 2 meter di
permukaan bumi (Wentasari dan Sesanti, 2016). Iklim mikro berperan penting bagi
produktivitas tanaman. Tiap-tiap variabel iklim mikro dapat memengaruhi
terjadinya fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan translokasi di dalam
tanaman (Jones, 1985). Salah satu cara untuk memodifikasi iklim mikro adalah
dengan menjaga kelembaban dan temperatur tanah seperti penggunaan mulsa pada
lahan bersistem irigasi tetes.
Mulsa jerami merupakan salah satu mulsa organik yang berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai. Penggunaan mulsa organik dari bahan jerami sangat baik untuk diterapkan karena jerami adalah jenis bahan organik yang tidak terdapat kandungan kimia sintetis. Penggunaan mulsa organik jerami dapat membantu mempertahankan tanah supaya tidak tercuci oleh air yang terlalu banyak serta mempertahankan agregasi tanah. Keuntungan penggunaan mulsa jerami adalah lebih ekonomis, mudah didapatkan, dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah dan membantu dalam penyerapan air oleh tanah (Setiyaningrum et al., 2019). Selain itu, dalam budidaya tanaman penggunaan mulsa jerami dapat berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma, mempertahankan agregat tanah dari hantaman air hujan, memperkecil erosi permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan melindungi tanah dari terpaan sinar matahari (Novayana et al., 2015).
Irigasi tetes merupakan irigasi yang
mempunyai cara kerja memberikan air dengan jalan meneteskan air melalui
pipa-pipa di sekitar tanaman atau di sepanjang larikan tanaman sesuai kebutuhan
tanaman. Cara kerja dari irigasi tetes ini yaitu hanya membasahi sebagian dari
daerah perakaran tetapi seluruh air yang ditambahkan dapat diserap cepat pada
keadaan kelembaban tanah rendah (Udiana et
al., 2014). Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa dan mengalirkan air
ke tanaman dengan perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan dengan jarak tertentu
sesuai jarak antar tanaman. Sistem irigasi tetes dapat menghemat pemakaian air
karena dapat meminimalkan kehilangan air yang mungkin terjadi seperti
perkolasi, evaporasi dan aliran permukaan, sehingga irigasi ini memadai untuk
diterapkan di daerah pertanian yang mempunyai sumber air terbatas Widiastuti
dan Wijayanto, 2018). Penerapan irigasi tetes sangat efisien dalam penggunaan
air, dikarenakan air dialirkan ke tanaman tetes demi tetes sehingga dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Pemahaman tentang iklim mikro
merupakan hal yang sangat penting dalam ekologi karena hal ini mewakili kondisi
fisik yang sebenarnya dialami oleh organisme yang berada di lingkungan
tersebut. Oleh karena itu, pemantauan iklim mikro perlu dilakukan agar petani
dapat mengambil keputusan dan mengoptimalkan praktik pengelolaan tanaman yang
dibudidayakan. Penerapan pemantauan iklim mikro merupakan langkah penting dalam
menjamin ketahanan pangan, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan
beradaptasi terhadap tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim (Faizan,
2023). Praktik tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pengelolaan irigasi
yang tepat dan melakukan bentuk konservasi lahan yang sesuai seperti teknologi
irigasi tetes dikombinasi dengan jerami padi sebagai mulsa organik.
Penerapan sistem irigasi tetes dan
mulsa menggunakan jerami padi pada lahan pertanian diperkirakan mampu membentuk
iklim mikro yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sistem irigasi tetes
dijadikan solusi dalam menjaga kestabilan produksi pangan pada lingkungan yang
mengalami kenaikan suhu yang diakibatkan dari perubahan iklim. Irigasi tetes
menyimpan air dan unsur hara pada jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman. Hal
tersebut dikarenakan air yang disalurkan langsung terdistribusi menuju akar,
dengan demikian tidak terjadi pemborosan air dalam jumlah yang besar. Teknologi
irigasi tetes secara signifikan mampu meningkatkan kelembaban relatif,
menurunkan suhu tanah dan udara, serta menyediakan lingkungan iklim mikro lahan
pertanian yang baik untuk pertumbuhan tanaman (Kai et al., 2022). Selain menjaga kelembaban tanah, irigasi tetes dapat
melindungi struktur agregat tanah, memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah,
mengurangi evapotranspirasi, serta menghemat air dan pupuk (Yang et al., 2023). Dengan demikian, adanya penerapan
irigasi tetes dapat menjaga iklim mikro karena tidak terjadinya aliran air
permukaan yang berlebih, sehingga evaporasi berkurang dan kebutuhan tanaman
akan air terpenuhi.
Penggunaan jerami sebagai mulsa
berperan dalam melindungi terjadinya penguapan dan menjaga tanaman atas
penerimaan cahaya matahari. Distribusi kelembaban akan lebih merata pada
seluruh profil tanah dan meningkatkan penggunaan air. Jerami sebagai mulsa organik
meningkatkan efisiensi penggunaan air secara tidak langsung yang diakibatkan
oleh adanya peningkatan humus pada tanah. Mulsa jerami dapat menurunkan panas
dan aktivitas pertukaran air tanah antara permukaan tanah dan udara serta
meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen (Wang et al., 2018). Namun, apakah mulsa jerami dapat diterapkan pada
sistem irigasi tetes?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yang et al., (2023), menyebutkan bahwa irigasi tetes
secara signifikan meningkatkan hasil panen sebesar 28,92 %, 14,55%, 8.03%,
2,32%, dan 5,17% dibandingkan dengan irigasi banjir, irigasi perbatasan,
irigasi alur, irigasi sprinkler dan irigasi sprinkler mikro. Teknologi irigasi
tetes efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, efisiensi penggunaan air,
dan pengurangan kelangkaan air serta menstabilkan iklim mikro pada lahan
pertanian. Kemudian, penelitian Wang et
al. (2016) menyebutkan bahwa mulsa jerami dapat menjaga suhu tanah dan meningkatkan suhu udara di sekitar
dibandingkan dengan lahan pertanian tanpa perlakuan mulsa. Namun, berdasarkan
penelitian tersebut, lebih dianjurkan menggunakan mulsa plastik ketika
perlakuan dikombinasikan dengan irigasi tetes, dikarenakan jerami padi
diperkirakan dapat berperan menghambat dan menyerap radiasi matahari, sedangkan
mulsa plastik mampu memantulkan radiasi tersebut.
Benar adanya bahwa iklim mikro
diperburuk dengan keberadaan mulsa jerami, dikarenakan berperan besar dalam
menyerap panas yang akan memengaruhi irigasi tetes yang bertujuan penggunaan
air seoptimal mungkin. Dengan adanya mulsa jerami, evaporasi air dari irigasi
akan meningkat, sehingga kadar lengas tanah menurun. Mulsa plastik menjadi
resolusi untuk keberlangsungan iklim mikro tanaman. Penggunaan mulsa plastik
pada irigasi tetes memberikan beberapa keuntungan seperti meningkatkan suhu
tanah, mengurangi agregasi tanah, mengurangi pencucian pupuk, mengurangi
evaporasi, dan meningkatkan pertumbuhan. Menurut Yuan et al. (2022), mulsa plastik sangat direkomendasikan untuk
digunakan bersamaan dengan irigasi tetes di agroekosistem oasis di Asia Tengah
ataupun di wilayah kering yang serupa. Mulsa plastik diperkirakan akan mengubah
iklim mikro dengan mengubah pertukaran air dan energi yang terjadi antara tanah
dan atmosfer. Radiasi yang diserap oleh plastik memiliki albedo yang tinggi,
dengan demikian akan banyak energi yang tersimpan, sehingga tidak akan
memengaruhi evaporasi irigasi (Fan et al.,
2015). Oleh karena itu, modifikasi iklim mikro dapat dilakukan dengan
penggunaan mulsa plastik dianjurkan untuk lahan pertanian beririgasi tetes.
Daftar Pustaka
Fan, X.,
Chen, X., Xia, X and Yu, Y. 2015. Increase in surface albedo caused by
agricultural plastic film. Atmosfer Science Letter. 16 (2015): 291-296.
Jones, M. B.
1985. Plant microclimate. Techniques in Bioproductivity and Photosynthesis,
26–40.
Kai, S., Jingran, N., Chunxia, W., Qiuping, F., Guang, Y., Fei, L and Yaqin, W. 2022. Effects of different irrigation modes on the growth, physiology, farmland microclimate characteristics and yield of cotton in an Oasis. Water. 14 (10): 1-16.
Novayana, D., R. Sipayung., dan A. Barus. 2015. Respons pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap jenis mulsa dan pupuk kandang ayam. Jurnal Agroekoteknologi. 3(2): 446-457.
Risa, W. dan R.N. Sesanti. 2016. Karakteristik iklim mikro dan produksi jagung manis pada beberapa sistem tanam. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 16(2): 94-100.
Sarah, B. 2022. Benefits of Drip Irrigation. https://lawnlove.com/benefits-of-drip-irrigation/. Diakses pada 21 November 2023.
Setiyaningrum, A. A., A. Darmawati., dan S. Budiyanto. 2019. Pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica oleracea) akibat pemberian mulsa jerami padi dengan takaran yang berbeda. Jurna Agro Complex. 3(1), 75-83.
Udiana, I. M., W. Bunganaen., dan R. A. P. Padja. 2014. Perencanaan sistem irigasi tetes (drip irrigation) di Desa Besmarak Kabupaten Kupang. Jurnal Teknik Sipil. 3(1): 63-74.
Wang J., Yanqun, Z., Shihog, G., Di, X., Richard, S., Yanyu, C ., Yuefen, Z and Qinghong, Y. 2018. Effects of straw mulching on microclimate characteristics and evapotranspiration of drip-irrigated winter wheat in North China Plain. International Journal Agriculture and Biological Engineering. 11 (2):122-131.
Wang, J., Yanqun, Z., Shihong, G., Di, X., Richard, S and Yuefen, Z. 2016. Effect of straw mulching on microclimare characteristics, evapotranspiration and yield of drip irrigated winter wheat in North China Plain. Second World Irrigation Forum. November 2016. Thailand.
Widiastuti, I., dan D. S. Wijayanto. 2018. Implementasi teknologi irigasi tetes pada budidaya tanaman buah naga. Jurnal Keteknikan Pertanian. 6(1): 1-8.
Yang, P., Lifeng, W., Minghui, C., Junliang, F., Sien, L., Haidon, W and Long, Q. 2023. Review on drip irrigation: impact on crop yield, quality, and water productivity in China. Water. 15 (1733): 1-18.
Yuan, X., Hamdi, R., Geping,, L., Jie, B., Friday, U O., Alishir, K., Philippe, D M., Xi, C., Jin, W., and Piet, T. 2022. The positive climate impact of drip irrigation underneath plastic mulch on a typical mountain-oasis-desert system in northwest China. Agricultural Water Management. 273: 1-11.
Kai, S., Jingran, N., Chunxia, W., Qiuping, F., Guang, Y., Fei, L and Yaqin, W. 2022. Effects of different irrigation modes on the growth, physiology, farmland microclimate characteristics and yield of cotton in an Oasis. Water. 14 (10): 1-16.
Novayana, D., R. Sipayung., dan A. Barus. 2015. Respons pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap jenis mulsa dan pupuk kandang ayam. Jurnal Agroekoteknologi. 3(2): 446-457.
Risa, W. dan R.N. Sesanti. 2016. Karakteristik iklim mikro dan produksi jagung manis pada beberapa sistem tanam. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 16(2): 94-100.
Sarah, B. 2022. Benefits of Drip Irrigation. https://lawnlove.com/benefits-of-drip-irrigation/. Diakses pada 21 November 2023.
Setiyaningrum, A. A., A. Darmawati., dan S. Budiyanto. 2019. Pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica oleracea) akibat pemberian mulsa jerami padi dengan takaran yang berbeda. Jurna Agro Complex. 3(1), 75-83.
Udiana, I. M., W. Bunganaen., dan R. A. P. Padja. 2014. Perencanaan sistem irigasi tetes (drip irrigation) di Desa Besmarak Kabupaten Kupang. Jurnal Teknik Sipil. 3(1): 63-74.
Wang J., Yanqun, Z., Shihog, G., Di, X., Richard, S., Yanyu, C ., Yuefen, Z and Qinghong, Y. 2018. Effects of straw mulching on microclimate characteristics and evapotranspiration of drip-irrigated winter wheat in North China Plain. International Journal Agriculture and Biological Engineering. 11 (2):122-131.
Wang, J., Yanqun, Z., Shihong, G., Di, X., Richard, S and Yuefen, Z. 2016. Effect of straw mulching on microclimare characteristics, evapotranspiration and yield of drip irrigated winter wheat in North China Plain. Second World Irrigation Forum. November 2016. Thailand.
Widiastuti, I., dan D. S. Wijayanto. 2018. Implementasi teknologi irigasi tetes pada budidaya tanaman buah naga. Jurnal Keteknikan Pertanian. 6(1): 1-8.
Yang, P., Lifeng, W., Minghui, C., Junliang, F., Sien, L., Haidon, W and Long, Q. 2023. Review on drip irrigation: impact on crop yield, quality, and water productivity in China. Water. 15 (1733): 1-18.
Yuan, X., Hamdi, R., Geping,, L., Jie, B., Friday, U O., Alishir, K., Philippe, D M., Xi, C., Jin, W., and Piet, T. 2022. The positive climate impact of drip irrigation underneath plastic mulch on a typical mountain-oasis-desert system in northwest China. Agricultural Water Management. 273: 1-11.
0 Komentar