Recents in Beach

June Edition: Daerah Aliran Sungai (DAS)



Sumber : Polontalo, 2008 

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ruang yang terdiri dari unsur abiotik (tanah, air, udara), biotik (vegetasi, binatang, dan organisme hidup lainnya) serta aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan bergantung satu dengan lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan ekosistem. Keterkaitan tersebut menyebabkan pengelolaan hutan, tanah, air, masyarakat, dan lain-lain perlu memperhatikan komponen-komponen ekosistem tersebut (Sudaryono, 2011). DAS berbeda dengan sungai. DAS merupakan satu kesatuan sungai dan anak sungai yang ada di daratan (Pamuji et al., 2020). Sedangkan, yang dimaksud dengan sungai ialah aliran permukaan berbentuk memanjang yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.

DAS merupakan satu kesatuan sungai dan anak sungai. Sungai dan anak sungai tersebut berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang bersumber dari curah hujan dan lainnya (Pamuji et al., 2020). DAS dibatasi oleh pegunungan atau tebing/bukit yang memisahkan sistem aliran yang satu dengan yang lainnya. DAS terdiri dari dua bagian utama yaitu daerah tadah yang membentuk daerah hulu serta daerah penyalur air yang berada di bawah daerah tadah (Fuady dan Azizah, 2008).

Morfometri DAS adalah ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang berkaitan dengan  geomorfologi suatu daerah. Karakteristik DAS tersebut meliputi proses pengatusan (drainase) air hujan yang jatuh dalam DAS. Morfometri DAS meliputi luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan gradien kecuraman sungai.

1.      Luas DAS

Luas DAS dapat dihitung dengan mengukur DAS pada peta topografi (Rahayu et al., 2009). Luas DAS mencakup sungai dan anak sungai yang dibatasi oleh pegunungan (igir) sedangkan luas sungai hanya mencakup sungai dan anak sungai tempat mengalirnya air.

2.      Bentuk DAS

Bentuk DAS merupakan waktu konsentrasi air hujan yang mengalir menuju satu outlet yang sama. Bentuk DAS yang semakin bulat menyebabkan waktu konsentrasi yang diperlukan semakin singkat, sehingga fluktuasi banjir yang terjadi akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin lonjong bentuk DAS maka waktu konsentrasi yang dibutuhkan akan semakin lama, sehingga fluktuasi banjir yang terjadi akan semakin rendah (Rahayu et al., 2009).

3.      Jaringan Drainase

Air yang mengalir dalam DAS merupakan aliran yang mengalami siklus hidrologi alami sehingga membentuk orde jaringan sungai (Pamuji et al., 2020). Jaringan sungai berkaitan dengan besarnya debit aliran sungai yang dialirkan oleh anak-anak sungainya. Parameter ini dapat diukur secara kuantitatif berdasarkan nisbah jumlah alur sungai orde tertentu dengan orde sungai satu tingkat diatasnya. Nilai nisbah yang semakin tinggi menunjukkan bahwa sungai tersebut memiliki banyak anak sungai, sehingga fluktuasi debitnya semakin besar (Rahayu et al., 2009).

Sumber: Kusuma, 2018

Orde sungai merupakan posisi percabangan alur sungai pada urutannya terhadap induk sungai pada suatu DAS. Orde sungai yang semakin banyak menunjukkan bahwa alur sungai semakin luas dan panjang (Rahayu et al., 2009). Orde sungai dapat ditetapkan berdasarkan metode Horton, Strahler, Shreve, dan Scheidegger. Metode yang banyak digunakan dalam penentuan orde sungai adalah metode Strahler. Metode ini dilakukan dengan menetapkan segmen yang tidak memiliki percabangan sebagai orde pertama. Gabungan dari dua segmen ditentukan sebagai orde kedua. Gabungan dari dua segmen orde kedua membentuk orde tiga, dan seterusnya. Setiap segmen diberi orde yang lebih kecil namun tidak merubah atau meningkatkan nilai ordenya (Pamuji et al., 2020).

4.      Kerapatan aliran sungai

Kerapatan aliran sungai adalah kapasitas air permukaan yang dapat disimpan dalam cekungan-cekungan seperti danau, rawa dan badan sungai yang mengalir dalam DAS. Parameter ini dihitung berdasarkan rasio total panjang jaringan sungai terhadap luas DAS. Semakin tinggi tingkat kerapatan aliran sungai maka air yang tertampung akan semakin banyak. Kerapatan aliran sungai menunjukkan banyaknya anak sungai dalam DAS.

5.      Pola aliran

Sumber : Dedi, 2013

Pola aliran menggambarkan karakteristik material bahan induk seperti permeabilitas, struktur geologi dan kemudahannya mengalami erosi pada aliran sungai dalam DAS. Pola aliran DAS dibedakan menjadi pola radial sentripetal, radial sentrifugal, dendritik, trellis, rectangular, anular, dan pinnate.

6.      Gradien sungai

Gradien sungai adalah perbandingan antara beda elevasi dengan panjang sungai utama. Parameter ini menunjukkan tingkat kecuraman sungai. Sungai dengan kecuraman tinggi akan semakin tinggi kecepatan aliran airnya (Rahayu et al., 2009).

Referensi :

Dedi. 2013. Pola aliran sungai. http://dedigeografi.blogspot.com/2013/03/pola-aliran-sungai.html. Diakses pada tanggal 5 Juni 2021

Fuady, Z. dan C. Azizah. 2008. Tinjauan daerah aliran sungai sebagai sistem ekologi dan manajemen daerah aliran sungai. Lentera 6:1-10.

Kusuma, E. 2018. Daerah aliran sungai. https://docplayer.info/52514367-Daerah-aliran-sungai.html. Diakses pada tanggal 5 Juni 2021.

Pamuji, K. E., O. A. Lestari, dan R. R. Mirino. 2020. Analisis morfometri Daerah Aliran Sungai (DAS) Muari di Kabupaten Manokwari Selatan. Jurnal Natural 16(1):38-48.

Rahayu, S., R. H. Widodo, M. V. Noordwijk, I. Suryadi, dan B. Verbist. 2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. World Agroforestry Centre, Bogor.

Sudaryono. 2011. Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terpadu, konsep pembangunan berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan 3(2):153-158.

Polontalo, S. 2008. Daerah aliran sungai dan banjir. https://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/mimpi-tentang-das-ciliwung/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2021.

Posting Komentar

0 Komentar