Recents in Beach

October Edition - Mineral Lempung


 

MINERAL LEMPUNG

Struktur mineral lempung 2:1 merupakan struktur yang pada setiap unitnya terdiri dari dua lapis Si-tetrahedron yang mengapit satu lapis Al-oktahedron. Montmorilonit dan illit tergolong kedalam mineral lempung Al-silikat yang berbentuk kristal (kristalin). Untuk mengetahui ciri ciri- ciri mineral lempung 2:1 lainnya, simak postingan berikut ya!

Mineral lempung dapat terbentuk dari protonasi dan deprotonasi. Protonasi merupakan reaksi kimia berupa  penambahan proton (H+) pada suatu atom, molekul, atau  ion yang menghasilkan asam konjugasi, sedangkan deprotonasi adalah sebaliknya, yaitu reaksi kimia dengan pelepasan proton (H+). Montmorilonit dan illit tergolong kedalam mineral lempung Al-silikat yang berbentuk kristal (kristalin), memiliki struktur mineral lempung 2:1, dimana struktur ini setiap unitnya terdiri dari dua lapis Si-tetrahedron yang mengapit satu lapis Al-oktahedron. Rumus kimia lempung tipe 2:1 adalah Si8IVA14VIO20(OH)4.

 

1.      Montmorilonit

Montmorilonit termasuk kelompok mineral smektit, struktur mineral 2:1. Struktur kisinya tersusun atas satu  lempeng Al2O3 diantara dua lempeng  SiO2. Karena struktur inilah  montmorilonit dapat mengembang  menyusut menurut sumbu c sehingga  lempung ini mampu menyemat ion-ion logam. Selain itu, montmorilonit mempunyai sifat penting lainnya yakni  memberikan kontribusi muatan negatif (negative  charge), yaitu sekitar 1-5 cmol/kg  yang menyebabkan mineral ini  sangat reaktif terhadap lingkungan. 

Tanah yang mengandung mineral smektit mempunyai banyak kandungan bahan organik,  kapasitas pertukaran kation  yang tinggi, yaitu sekitar 110 cmol/kg atau antara 47-162 cmol/kg, mempunyai fiksasi lempung tinggi, yaitu sekitar 33-92%, reaksi tanah netral hingga alkalin, yaitu pH sekitar 6,5-8,0, dan kemampuannya yang  dapat mengembang bila basah ataupun menyusut bila kering. Struktur sel unit montmorilonit yang terdiri dari satu lembar oktahedral Al diapit oleh dua lembar tetrahedra silica, memiliki luas permukaan spesifik, yaitu700-800 m2/g (luas dispersi oleh air), dan senyawa-senyawa organik. Montmorilonit banyak dijumpai pada tanah Vertisol, Mollisol dan Alfisol dan juga ditemukan pada beberapa Entisol.


   

2.      Illit

Terdiri atas satu lapisan alumina  antara dua lapisan silika, tebal satu  satuan unit adalah 10Å, tidak berubah  jika diberi larutan glycol, struktur satuan  kristalnya 2:1,hampir sama  dengan montmorillonit.

 

 

Adanya mineral illit bersama smektit merupakan bagian dari proses pembentukan/transformasi illit-smektit. Menurut Borchardt (1977) kondisi yang memungkinkan transformasi illit-smektit adalah suhu dan tekanan rendah, konsentrasi Al dan K+ harus rendah, konsentrasi Si(OH)4 harus tinggi dan pH >6,5. Bila pH <6 maka illit akan melapuk menjadi vermikulit dan selanjutnya kaolinit

 

 

Tanah dengan mineral tipe 2:1 seperti smektit perlu dijaga kelembabannya, karena mineral smektit ini akan mengembang dan mengkerut seiring dengan perubahan kelembapan tanah. Apabila tanah bermineral smektit kering maka tanahnya menjadi retak-retak dan sangat keras, sehingga sulit diolah, dan pada waktu retak dapat memutuskan akar-akar tanaman yang sudah ada. Sifat smektit yang penting antara lain mempunyai muatan negatif (negative charge) yang menyebabkan mineral ini sangat reaktif dalam lingkungannya, mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi, yaitu sekitar 30cmol/kg dan kemampuannya yang dapat mengembang bila basah ataupun mengkerut bila kering.

 

Di dalam tanah mineral smektit dapat berasal dari bahan induk tanah (inherited), dan hasil pelapukan mineral phillosilikat (Allen and Hajek, 1989). Smektit kebanyakan dijumpai bersama mineral lempung lainnya, seperti illit dan kaolinit. Terdapatnya smektit dengan kaolinit secara bersamaan sangat dimungkinkan. Kaolinit dapat terbentuk sebagai hasil pelapukan smektit pada lingkungan yang masam, dan dapat pula terdapat di dalam tanah sebagai hasil pelapukan didaerah hulu yang terendapkan di sistem pengendapan bahan alluvial

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Nursyamsi,D. 2011. Mekanisme pelepasan K terfiksasi menjadi tersedia bagi pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah yang didominasi smektit. Jurnal Sumber Daya Lahan. 5 :61

Nursyamsi, D. dan Suprihati. 2005. Sifat-sifatdan mineralogy tanah serta kaitannya dengan kebutuhan pupuk untuk padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dan kedelai (Glycine max). Jurnal Bul. Agron. 33: 40-47.

Nursyamsi, D., K. Idris, S. Sabiham, D. A. Rachim, A. Sofyan. 2007. Sifat-sifat tanah dominan yang berpengaruh terhadap K tersedia pada tanah-tanah yang didominasi smektit. Jurnal Tanah dan Iklim. 13-20.

Sukmawati, S. 2011. Beberapa perubahan sifat kimia alofan dari andisol setelah menjerap asam humat dan asam silikat. Jurnal Media Litbang Sulteng IV. 2 : 118-124.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar